Rabu, 05 Oktober 2016

Celoteh sore

_*Assalamu alaikum wr wb*_

Kisah ini sengaja kutuliskan buat seluruh saudaraku umat muslim maupun sahabatk2ku yang non muslim, agar menjadi pelajaran buat kita semua apa arti hakikat hidup manusia sebenarnya.

Pesan saya ;

- Jangan pernah mengatakan atau menilai seseorang itu sesat atau tidak, karena itu adalah rahasia Allah SWT, jangan pernah mendahului penilaian Allah SWT, karena ilmu pengetahuan kita sangat terbatas. Allah SWT yang mengetahui semua persoalan dan masalah.

- Jangan Pernah merasa diri paling benar, karena kebenaran itu ada tingkatannya....

- Jangan pernah mencampuri tugas manusia lainnya, niscaya kamu akan semakin jauh keimanan kamu disisi Tuhannmu tanpa kamu sadari. Semua itu adalah tipu daya Iblis.

- Manusia yang selalu mendahului perkataan Allah atau selalu memvonis manusia lainnya adalah sesat dan sebagai penghuni neraka, maka sesungguhnya kelak dialah yang di tempatkan Allah SWT di dasar neraka.

Simaklah kisah nyata berikut ini;

Diriwayatkan dari abu Hurairah Rodhiallahu ‘anhu bahwa

Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

"Pada zaman Bani Israil dahulu, hidup dua orang laki-laki yang berbeda karakternya. Yang satu suka berbuat dosa dan yang lainnya rajin beribadah. Setiap kali orang yang ahli ibadah ini melihat temannya berbuat dosa, dia menyarankan untuk berhenti dari perbuatan dosanya.

Suatu kali orang yang ahli ibadah berkata lagi, “Berhentilah dari berbuat dosa.”

Dia menjawab, “Jangan pedulikan aku, terserah Allah Swt akan memperlakukan aku bagaimana.

Memangnya engkau diutus Allah Swt untuk mengawasi apa yang aku lakukan.”
Laki-laki ahli ibadah itu menimpali, “Demi Allah, dosamu tidak akan diampuni olehNya atau kamu tidak mungkin dimasukkan ke dalam surga Allah."

Kemudian Allah Swt mencabut nyawa kedua orang itu dan mengumpulkan keduanya di hadapan Allah Rabbul ‘Alamin. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman kepada lelaki ahli ibadah, “Apakah kamu lebih mengetahui daripada Aku? Ataukah kamu dapat merubah apa yang telah berada dalam kekuasaan tanganKu.”

Kemudian kepada ahli maksiat Allah Swt berfirman, “Masuklah kamu ke dalam surga berkat rahmatKu.”

Sementara ahli ibadah dikatakan, “Masukkan orang ini ke neraka.”

Dari kisah diatas kita dapat mengambil pelajaran untuk tidak menjadi seseorang yang memastikan orang, kelompok atau golongan lain sebagai penghuni neraka atau surga karena seseorang yang melakukannya berarti telah mengklaim dirinya memiliki sifat ketuhanan. ( Sumber : Sittuna qishshah rawaha an-Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam wash shahabah al-kiram)

إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ مَنْ يَضِلُّ عَنْ سَبِيلِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ

"Sesungguhnya Rabb-mu, Dia-lah yang lebih mengetahui, tentang orang yang tersesat dari jalan-Nya, dan Dia lebih mengetahui, tentang orang-orang yang mendapat petunjuk." – (QS.6:117)

*SELAMAT SENYUM*��������

Tidak ada komentar: