Senin, 09 Januari 2017

DUNIA KU DI JAMIN, AKHIRAT KU TIDAK DI JAMIN*

��(وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا)

Dan tidak ada suatu makhluk pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya [Surat Hud 6]

Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “Allah ta’ala mengabarkan bahwasanya Dia Yang menjamin akan rezeki seluruh makhluk, dari seluruh binatang melata di bumi, besar kecil dan daratan atau lautannya.” (Lihat kitab Tafsir Al Quran Al Azhim, pada ayat di atas).

*Allah Arrozaaq ( الرزاق) Dzat Yang Memberi Rizqi*

☝Dalam ayat di atas,  Allah kabarkan bahwa Allah jamin rizqi kita.

Rizqi itu terbagi dua
*1. Rizqi dunia*
*2. Rizqi akhirat*

_Yang dijamin rizqi apa?_
*yang dijamin rizqi dunia*

_Lalu apa rizqi dunia itu?_
*yaitu kebutuhan pokok manusia untuk menjalani kehidupan di dunia dan perkara yang berkaitan dengan dunia.*

_Apa ada rizqi yang tidak di jamin?_
*Ada, yang tidak di jamin adalah rizqi akhirat*

_Lalu apa rizqi akhirat itu?_
*yaitu Allah tidak jamin kita masuk syurgaNya dan Allah tidak jamin kita selamat dari nerakaNya.*

_Maka rizqi mana yang harus kita kejar, rizqi dunia atau rizqi akhirat?_
  Jawabannya ada dua,
jawaban kenyataan hidup dan jawaban hakikat hidup

Jawabannya:

1⃣ *kenyataan hidup adalah yang di lakukan kebanyakan manusia, mereka mencari Rizqi dunia dengan menghabiskan waktu dan umur mereka.*

"Seperti istilah banting tulang mencari dunia"

*Padahal rizqi dunia itu di jamin Allah, kenapa ya koq di kejar kejar! *

✒Rasulullah shalallahu 'Alaihi Wa Salam bersabda:

_karena sesungguhnya setiap yang yang bernyawa tidak akan pernah mati sampai dia menyempurnakan rezekinya, meskipun kadang terlambat datang untuknya. (HR. Ibnu Majah)._

2⃣ *Jawaban hakikat adalah pada hakikat nya tujuan hidup manusia untuk mencari rizqi akhirat yaitu masuk syurga dan di jauhkan dari neraka.*

_Lalu kenapa banyak orang yang ga cari rizqi akhirat, padahal rizqi akhirat tidak di jamin?_

_Lalu apa sikap kita?_

A Hasan Al Bashri rahimahullah pernah ditanya: “Apa Rahasia di dalam zuhudmu di dalam dunia?” Beliau menjawab,

علمت بأن رزقي لن يأخذه غيري فاطمئن قلبي له , وعلمت بأن عملي لا يقوم به غيري فاشتغلت به , وعلمت أن الله مطلع علي فاستحيت أن أقابله على معصية , وعلمت أن الموت ينتظرني فأعددت الزاد للقاء الله

“*Aku telah mengetahui bahwa rezekiku tidak akan pernah ada yang mengambilnya selainku, maka tenanglah hatiku untuknya,*

*dan aku telah mengetahui bahwa ilmuku tidak akan ada yang melaksanakannya selainku, maka aku menyibukkan diri dengannya,*

*aku telah mengetahui bahwa Allah mengawasiku, maka aku malu berhadapan dengannya dalam keadaan maksiat,*

*aku telah mengetahui bahwa kematian menghadangku, maka aku telah siapkan untuk bekal bertemu dengan Allah.”*

*Maka carilah rizqi yang tidak di jamin untuk mu, dan tenang lah terhadap rizqi yang telah di jamin untuk mu*

Semoga Bermanfaat..
Barakallah..........

Kamis, 05 Januari 2017

*```"ALLAH MENJAWAB AL-FATIHAH KITA"```*


*```Banyak sekali orang yang tegesa-gesa ketika membaca Al-Fatihah disaat shalat.. tanpa spasi, dan seakan-akan ingin cepat menyelesaikan shalatnya.

Padahal di saat kita selesai membaca satu ayat dari surah Al-Fatihah, ALLAH menjawab setiap ucapan kita.

Dalam Sebuah Hadits Qudsi Allah SWT ber-Firman:

"Aku membagi al-Fatihah menjadi dua bagian, untuk Aku dan untuk Hamba-Ku."```*

■ *```Artinya, tiga ayat di atas Iyyaka Na'budu Wa iyyaka nasta'in adalah Hak Allah, dan tiga ayat kebawahnya adalah urusan Hamba-Nya.```*

■ *```Ketika Kita mengucapkan "AlhamdulillahiRabbil 'alamin"```*

*```Allah menjawab: "Hamba-Ku telah memuji-Ku."```*

■ *```Ketika kita mengucapkan "Ar-Rahmanir-Rahim```*

*```Allah menjawab: "Hamba-Ku telah mengagungkan-Ku."```*

■ *```Ketika kita mengucapkan "Maliki yaumiddin".```*

*```Allah menjawab: "Hamba-Ku memuja-Ku."```*

■ *```Ketika kita mengucapkan “Iyyaka na’ budu wa iyyaka nasta’in”.```*

*```Allah menjawab: “Inilah perjanjian antara Aku dan Hamba-Ku.”```*

■ *```Ketika kita mengucapkan “Ihdinash shiratal mustaqiim, Shiratalladzina an’amta alaihim ghairil maghdhubi alaihim waladdhooliin.” ```*

*```Allah menjawab: “Inilah perjanjian antara Aku dan hamba-Ku. Akan Ku penuhi yang ia minta.” (HR. Muslim dan At-Tirmidzi)```*

■ *```Berhentilah sejenak setelah membaca setiap satu ayat. ```*

*```Rasakanlah jawaban indah dari Allah karena Allah sedang menjawab ucapan kita.```*

■ *```Selanjutnya kita ucapkan "Aamiin" dengan ucapan yang lembut, sebab Malaikat pun sedang mengucapkan hal yang sama dengan kita.```*

■ *```Barang siapa yang mengucapkan “Aamiin” dengan bersamaan dengan para Malaikat, maka Allah akan memberikan Ampunan kepada-Nya.” (HR. Bukhari, Muslim, Abu Dawud)```*

*```ayyuhal ikhwah, jika artikel ini bermanfaat silahkan dibagikan , sampaikan walau satu ayat```*

*```Sabda Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam; "Siapa yang menyampaikan satu ilmu dan orang membaca mengamalkannya maka dia akan beroleh pahala walaupun sudah tiada```*
*```(HR. Muslim).```*

* LIHATLAH SEJENAK HUBUNGAN PERTEMANAN KITA*


Apakah engkau memiliki banyak sahabat..? Banyak pertemanan..?
Berapakah jumlah yang engkau miliki..?
5 orang..?
20 orang..?
30 orang..?
Atau 100 orang..?
Atau bahkan hingga lebih 1000 orang..?

* Saudaraku sebanyak apapun teman yang engkau miliki, atau yang engkau akrab dengan mereka, tetapi JIKA :

Tidak ada satupun yang
mengajakmu dalam
kebaikan.

Tidak satupun yang
mengajakmu serta
mengingatkanmu
"hijrah" kearah yang
lebih baik.

*Tidak satupun yang
mengajakmu mengenal
sunnah-sunnah Nabi
shalallahu alaihi
wasallam yang
disampaikan dalam
riwayat hadits-hadits
shohihnya.
Tidak satupun yang
mengajakmu berangkat
ke kajian untuk
menuntut ilmu agama.
Tidak satupun
mengingatkanmu untuk
menegurmu agar
menunaikan
sholat.

Bahkan tidak satupun
yang mengajakmu ingat
kepada Allah.

Jika benar demikian, ketahuilah wahai saudaraku bahwa persahabatan kalian sebenarnya dalam kondisi yang tidak baik, meskipun kalian memandangnya baik (baik itu dengan alasan hobi, kesenangan dan lainnya), karena persahabatan tersebut hakikatnya hanya akan menjadikan permusuhan bagi kalian di hari kiamat!

Allah berfirman :

ﺍَﻟْﺎَﺧِﻠَّﺎۤﺀُ ﻳَﻮْﻣَﺌِﺬٍۢ ﺑَﻌْﻀُﻬُﻢْ ﻟِﺒَﻌْﺾٍ ﻋَﺪُﻭٌّ ﺍِﻟَّﺎ ﺍﻟْﻤُﺘَّﻘِﻴْﻦَ
"Teman-teman karib pada hari itu (kiamat) nanti saling bermusuhan satu sama lain, kecuali mereka yang bertakwa." (Qs. Az-Zukhruf 67)

Ibnu Katsir rahimahullah berkata :

"Bahwa setiap persahabatan yang dilandasi cinta karena selain Allah, maka pada hari kiamat nanti akan kembali dalam keadaan saling bermusuhan. Kecuali persahabatannya dilandasi cinta karena Allah, inilah yang kekal selamanya." (Tafsir Ibnu Katsir) .

. Maka jika hubungan persahabatan yang tidak didasari oleh niat cinta karena Allah, dimana didalamnya tidak ada saling menasehati karna Allah, tidak ada saling mengajak hijrah kembali dijalan Allah.. maka kelak pada hari kiamat nanti hal itu hanya akan kembali dalam keadaan saling bermusuhan
Karena yang hanya akan kekal sampai hari kiamat kelak adalah persahabatan yang dimana isinya saling menasehati, saling mengingatkan dalam ketakwaan dan saling mengajak kembali ke jalan Allah.
Dan itulah persahabatan yang tidak pernah akan ada kerugian didalamnya.

Allah berfirman :

ﻭَﺍﻟْﻌَﺼْﺮِ ‏( ١ ‏) ﺍِﻥَّ ﺍﻟْﺎِﻧْﺴَﺎﻥَ ﻟَﻔِﻲْ ﺧُﺴْﺮٍ ‏( ٢ ‏) ﺍِﻟَّﺎ ﺍﻟَّﺬِﻳْﻦَ ﺍٰﻣَﻨُﻮْﺍ ﻭَ ﻋَﻤِﻠُﻮﺍ   ﻭَﺗَﻮَﺍﺻَﻮْﺍ ﺑِﺎﻟْﺤَﻖِّ ﻭَﺗَﻮَﺍﺻَﻮْﺍ ﺑِﺎﻟﺼَّﺒْﺮِ ‏( ٣ )
"(1) Demi masa. (2) Sungguh, manusia berada dalam kerugian, (3) KECUALI orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran." (Qs. Al-'Asr 1-3)

Saudaraku, mari segera kita perbaiki lingkungan pertemanan kita, carilah lingkungan yang baik (yang sholih dan sholihah)..

* Yang selalu mengingatkanmu dan saling menasihati dijalan Allah..

* Yang berani menegurmu jika engkau salah..

* Yang berani mengajakmu untuk menuntut ilmu agama..

* Yang berani 'nge-tag' berisi postingan-posti
ngan yang bermanfaat bagi agamamu..

* Bahkan yang berani share tentang peringatan-peringatan yang berisi kebaikan untuk mengajakmu kembali kejalanNya..

* Dan yang tidak bosan menegurmu agar senantiasa memperbaiki diri agar lebih baik..
Persahabatan yang sedikit tetapi peduli akan akhiratmu itu amat jauh lebih baik dibandingkan persahabatan yang banyak jumlahnya tetapi tidak ada yang mempedulikan akhiratmu.

Imam Syafi'i berkata :
“Jika engkau punya teman (yang selalu membantumu dalam ketaatan kepada Allah) maka peganglah erat-erat dia, jangan pernah kau melepaskannya. Karena mencari 'teman baik' itu susah, tetapi melepaskannya sangat mudah sekali.”

Ingatlah saudaraku, Biasakanlah mengikuti hal yang benar (dalam mensikapi), bukan membenarkan apa yang biasa dilakukan.
Ana uhibbukum fillah ( Saya mencintai kalian karena Allah )

Salam berbagi untuk Kèbàikan .

Senin, 02 Januari 2017

*ALLAH bersama kita*


jangan pernah kita merasa putus asa..

kerana ujian ALLAH itu untuk keimanan kita terhadapnya..

berbanggalah kerana dengan ujian itulah tanda Allah sayang kepada kita..

jika merasa sendiri..
ALLAH telah berpesan kepada kita bahawa....

sesunguhnya Dia bersama dengan hambanya..

mengapa kita ragu lagi..

sedangkan surat CINTAnya untuk kita telah DIA utuskan kepada kekasihnya,,
dan kini,

surat cinta itu ada pada kita..
maka bukalah..

menadah tangan dengan niat bermunajat dan mengadu padaNya satu kehebatan dikau telah lakukan..

sujud merendah diri kepada Nya 1 perhambaan dikau kepadaNya..
dikau mengagumi kecantikan, keindahan yang diciptakanNya..
katakan SUBHANALLAH pada setiap inci yang dikau perlihatkan...

semuanya dari pada DIA..
siapakah DIA?

ALLAH. ALLAH.. ALLAH..

DIA yang menurunkan AL-QURAN kepada MUHAMMAD untuk dijadikan panduan hidup setiap ummahnya..

AL-QURAN yang suci..

di ajarkan kita pelbagai bentuk syariat, akhlak, muamalat..

semuanya indah...

ALLAHUAKBAR..

jadi..

mengadulah setiap masalah mu kepadaNya...

DIA maha mendengar...

DIA maha pengasih..

menangisah kepadanya...

sahabat.. jadi keluhkan permasalahan mu..

ujian yang didatangkan penuh dengan hikmah dariNya..

UNTUK..
menguji keimananmu kepada ALLAHU RABBI...

Minggu, 01 Januari 2017

Kisah awal tahun 2017

Baca ya saudaraku
Moga di awal tahun ini dst keluarga kita semakin Samawa.. Aamiiin..
Yu kita simak kisah ini.....

"Teeng..."
Terdengar denting bunyi jam 1 kali, menandakan jam 01.00 dini hari.

“Assalamu’alaikum…!”
Ucapnya lirih Abdurrahman saat masuk rumah.

Tak ada orang yang menjawab, Dia tahu istri dan anak-anaknya pasti sudah tidur.

"Biarlah malaikat yang menjawab salamku,”
Gumamnya dalam hati.

Diletakkanlah tas, ponsel dan kunci-kunci di meja.

Setelah itu, barulah Abdurrahman  menuju kamar mandi sekalian berwudlu kemudian berganti pakaian.

Semua tertidur pulas, tak ada satu-pun yang terbangun.

Segera dia  beranjak menuju kamar tidur.
Pelan-pelan dibukanya pintu kamar.
Dia tidak ingin menggangu istrinya yang sedang pulas tidur.

Benar saja istrinya tidak terbangun, tidak menyadari kehadiran suaminya.

Kemudian Abdurrahman duduk di pinggir tempat tidurnya.

Dipandanginya dalam-dalam wajah Qonitat istrinya.

Abdurrahman teringat perkataan almarhum ayahnya, dulu sebelum dia menikah.

Ayahnya berpesan :
"Jika kamu sudah menikah nanti:

•Jangan berharap kamu punya istri yang sama persis dengan keinginanmu.
Karena kamu pun juga tidak sama persis dengan maunya.
•Jangan pula berharap mempunyai istri yang punya karakter sama seperti dirimu. Karena suami istri adalah dua orang yang berbeda. Dia bukan untuk disamakan tapi untuk saling melengkapi.

Dan..
°Jika suatu saat ada yang tidak berkenan di hatimu, atau kamu merasa jengkel, marah, dan perasaan tidak enak yang lainnya, Maka..
Lihatlah ketika istrimu tidur.."

“Kenapa Yah, kok waktu dia tidur?”
Tanyanya kala itu.

Ayahnya menjawab :
“Nanti kamu akan tahu sendiri"

Waktu itu, dia tidak sepenuhnya memahami maksud ayahnya, tapi ia tidak bertanya lebih lanjut, karena ayahnya sudah mengisyaratkan untuk membuktikannya sendiri.

Malam itu, Abdurrahman  mulai memahaminya. Malam itu, dia menatap wajah istrinya lekat-lekat.

Semakin lama dipandangi wajah istrinya, semakin membuncah perasaan di dadanya.

Wajah polos istrinya saat tidur benar-benar membuatnya terkesima.

Raut muka tanpa polesan, tanpa ekspresi, tanpa kepura-puraan, tanpa dibuat-buat.

Pancaran tulus dari kalbu.
Memandanginya menyeruakkan berbagai macam perasaan.

Ada rasa sayang, cinta, kasihan, haru, penuh harap dan entah perasaan apa lagi yang tidak bisa ia gambarkan dengan kata-kata.

Dalam batin, Dia  bergumam,
“Wahai istriku, engkau dulu seorang gadis:
•Yang leluasa beraktivitas,
•Banyak hal yang bisa kau perbuat dengan kemampuanmu. Lalu aku menjadikanmu seorang istri. •Menambahkan kewajiban yang tidak sedikit.
•Memberikanmu banyak batasan,
•Mengaturmu dengan banyak aturan.

Dan aku pula..
•Yang menjadikanmu seorang ibu. •Menimpakan tanggung jawab yang tidak ringan.
•Mengambil hampir semua waktumu untuk aku dan anak-anakku.

Wahai istriku..
Engkau yang dulu bisa melenggang kemanapun tanpa beban, kini aku memberikan beban di tanganmu, dan dipundakmu..
•Untuk mengurus keperluanku,
•Guna merawat anak-anakku, juga
•Memelihara kenyamanan  rumahku.

Kau relakan waktu dan tenagamu melayaniku dan menyiapkan keperluanku.

Kau ikhlaskan rahimmu untuk mengandung anak-anakku.

Kau tanggalkan segala atributmu untuk menjadi pengasuh anak-anakku.

Kau buang egomu untuk menaatiku.

Kau campakkan perasaanmu untuk mematuhiku.

Wahai istriku..
Di kala susah, kau setia mendampingiku.

Ketika sulit, kau tegar di sampingku.

Saat sedih, kau pelipur laraku.

Dalam lesu, kau penyemangat jiwaku.

Jika aku gundah, kau penyejuk hatiku.

Kala aku bimbang, kau penguat tekadku.

Bila aku lupa, kau yang mengingatkanku.

Ketika aku salah, kau yang menasehatiku.

Wahai istriku..
Telah sekian lama engkau mendampingiku.

Kehadiranmu membuatku menjadi sempurna sebagai laki-laki.

Lalu, atas dasar apa aku harus kecewa padamu..?!

Dengan alasan apa aku marah padamu..?!

Andai kau punya kesalahan atau kekurangan.
Semuanya itu tidak cukup bagiku untuk membuatmu menitikkan air mata.

Akulah yang harus membimbingmu.
Aku adalah imammu.

Jika kau melakukan kesalahan.
Akulah yang harus dipersalahkan karena tidak mampu mengarahkanmu.

Jika ada kekurangan pada dirimu.
Itu bukanlah hal yang perlu dijadikan masalah.

Karena kau insan, bukan malaikat.

Maafkan aku istriku..
Kaupun akan kumaafkan jika punya kesalahan.

Mari kita bersama-sama membawa bahtera rumah tangga ini hingga berlabuh di pantai nan indah, dengan hamparan keridhoan Allah azza wa jalla.

Segala puji hanya untuk Allah azza wa jalla yang telah memberikanmu sebagai jodoh untukku.”

Tanpa terasa air matanya menetes deras di kedua pipinya.

Dadanya terasa sesak menahan isak tangis.

Segera ia berbaring di sisi istrinya pelan-pelan.

Tak lama kemudian ia pun terlelap.

•®•®•
"Teeng..teeng.."

Jam dinding di ruang tengah berdentang dua kali.

Qonitat, istri Abdurrahman terperanjat sambil terucap :
“Astaghfirulloh, sudah jam dua..!"

Dilihatnya sang suami pulas di sampingnya.

Pelan-pelan ia duduk, sambil berdoa memandangi wajah sang suami yang tampak kelelahan.

“Kasihan suamiku, aku tidak tahu kedatanganmu.

Hari ini aku benar-benar capek, sampai-sampai nggak mendengar apa-apa.

Sudah makan apa belum ya dia..?!"
Gumamnya dalam hati.

Ada niat mau membangunkan, tapi ach.. tidak tega.
Akhirnya dia cuma pandangi saja wajah suaminya.

Semakin lama dipandang, semakin terasa getar di dadanya.

Perasaan yang campur aduk, tak bisa diungkapkan dengan kata-kata.

Hanya hatinya yang bicara :
*“Wahai suamiku, aku telah memilihmu untuk menjadi imamku.*

*Aku telah yakin bahwa engkaulah yang terbaik untuk menjadi bapak dari anak-anakku.*

*Begitu besar harapan kusandarkan padamu.*

*Begitu banyak tanggungjawab kupikulkan di pundakmu.*

*Wahai suamiku..*
*•Ketika aku sendirian..*
*Kau datang* *menghampiriku.*
*•Saat aku lemah..*
*Kau ulurkan tanganmu menuntunku.*
*•Dalam duka..*
*Kau sediakan dadamu untuk merengkuhku.*
*•Dengan segala kemampuanmu..*
*Kau selalu ingin melindungiku.*

*Wahai suamiku..*
*•Tak kenal lelah kau berusaha membahagiakanku.*
*•Tak kenal waktu kau tuntaskan tugasmu.*

*•Sulit dan beratnya mencari nafkah yang halal, tidak menyurutkan langkahmu.*

*Bahkan sering kau lupa memperhatikan dirimu sendiri, demi aku dan anak-anak.*

*Lalu..*
*Atas dasar apa aku tidak berterimakasih padamu.*

*Dengan alasan apa aku tidak berbakti padamu?*

*Seberapa pun materi yang kau berikan,*
*itu hasil perjuanganmu, buah dari jihadmu.*

*Walau kau belum sepandai da’i dalam menasehatiku,*
*Tapi..*
*Kesungguhan & tekadmu beramal sholeh, mengajakku dan anak-anak istiqamah di jalan Allah..*
*Membanggakanku dan membahagiakanku.*

*Maafkan aku wahai suamiku..*
*Akupun akan memaafkan kesalahanmu.*

*Alhamdulillah.. segala puji hanya milik Allah.*
*Yang telah mengirimmu menjadi imamku.*

*Aku akan taat padamu untuk mentaati Allah .*

*Aku akan patuh kepadamu untuk menjemput ridho-Nya..”*

ربنا هب لنا من أزواجنا وذريتنا قرة أعين واجعلنا للمتقين إماما

*"Rabbana hablana min azwajina wa dzurriyatina qurrata 'ayun waj'alna lil muttaqiina imaama"*..........